Rabu, 26 Januari 2011

Listrik Dan Ozon Dihadirkan Eco Mobile di SMP Negeri 33

Surabaya-
22 September 2010
Mengingatkan orang lain untuk berhemat listrik dan menggunakan barang non-CFC merupakan kegiatan yang sangat mulia. Kegiatan tersebut dilakukan para siswa SMP Negeri 33 Surabaya yang tergabung dalam tim hijau saat pembinaan lingkungan hidup bersama Eco Mobile Coca-Cola bersama Tunas Hijau, Jumat (24/9) pagi. Para siswa itu membuat stiker peringatan dari bahan yang sangat sederhana untuk mengingatkan pentingnya menghemat energi dan memakai produk ramah ozon. Berbekal kertas, pena warna, dan selotip, Nomi Kurniasari atau biasa dipanggil Nomi membuat stiker bertuliskan ajakan untuk mematikan lampu bila sudah tidak dibutuhkan.

Sebelumnya para siswa diajak mengetahui pentingnya menjaga lapisan ozon di atmosfer. Aktivis Tunas Hijau Satuman menjelaskan tentang terbentuknya lapisan ozon. Lapisan ozon terbentuk dari oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan. Tidak semudah itu partikel ozon terbentuk begitu saja. “Partikel oksigen ini ternyata terlebih dahulu terpecah oleh sinar matahari, sehingga partikel O yang tadinya ada dua terpecah sendiri-sendiri. Nah, partikel O yang sudah terlepas ini akhirnya bergabung dengan dua partikel O lainnya membentuk O3 yang juga disebut Ozon,” terang Satuman.

Penjelasan tentang energi alternatif juga dilakukan pada pembinaan ini. Dengan menggunakan energi alternatif dapat dihemat banyak sekali bahan bakar untuk menghasilkan listrik dengan cara biasa. Salah satunya dengan solar cell atau pembangkit tenaga matahari, yang juga digunakan dalam Eco Mobileuntuk kebutuhan peralatan elektronik yang ada. Para siswa diperkenalkan beberapa energi alternative dan juga diberi tahu tentang banyaknya energi yang terbuang percuma sehari-hari. Cara-cara menghemat listrik juga didiskusikan pada pembinaan ini.
Ika Muji Astuti, peserta pembinaan ini, menuturkan bahwa banyak tindakan yang dia lakukan sebelumnya tapi tidak tahu dampaknya pada lingkungan hidup. Setelah pembinaan ini, dia lebih paham lingkungan hidup. Diantaranya tentang produk ramah ozon. “Saya tidak pernah berfikir sebelumnya, bahwa membeli parfum dalam kemasan kaleng spray tidak boleh hanya memperhatikan harumnya. Kemasan juga harus dilihat, apakah kaleng spray itu tidak menggunakan CFC atau Cloro Fluoro Carbon yang merupakan bahan perusak ozon,” ungkap Ika Muji Astuti pada akhir pembinaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar